PURWOREJO, purworejosport.com, Sebanyak 80 atlet dan official kontingen Popda Purworejo siap berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025 yang digelar di Kota Semarang, 22 hingga 25 Mei. Kontingen diberangkatkan dari halaman Dinporapar, Kamis (22/5/2025) pagi.
Tidak ada pelepasan kontingen secara khusus, sebab upacara pelepasan kontingen telah dilaksanakan bulan April lalu. Pada pemberangkatan kali ini ada 11 cabor yang akan bertanding pada event Popda Jateng untuk jenjang SD dan SMP. Yakni atletik, bola voli pasir, bulutangkis, karate, kempo, pencak silat, panahan, senam, renang, taekwondo, dan tenis meja.
Kepada para atlet, Kabid Olahraga Dinporapar, Widodo menyampaikan rasa bangga dan harapannya terhadap para atlet muda yang telah berlatih keras untuk membawa nama daerah. “Saya optimistis para atlet Purworejo mampu tampil maksimal dan mengharumkan nama daerah. Tapi ingat, lawan kalian adalah para juara dari kabupaten dan kota se-Jawa Tengah.Tetaplah rendah hati, jangan meremehkan lawan,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya menjunjung tinggi sportivitas dan menjalin persaudaraan sesama atlet. “Teman-teman dari kabupaten lain adalah saudara dalam dunia olahraga. Hormati wasit dan tetap respek pada lawan,” pesannya.
Widodo menyebut, dari 11 Cabor SD dan SMP di Popda Jateng 2025, atlet pelajar itu akan bertanding untuk meraih prestasi setinggi- tingginya. Target medali untuk jenjang SD adalah enam medali. Estimasinya dari cabor renang satu emas dan satu perak, dari cabor panahan satu perak satu perunggu, Tenis meja dua perunggu dan bulutangkis satu perunggu.
Jenjang SMP perolehan medali ditargetkan dari cabor voli pasir satu emas, Kempo satu emas dua perak, serta taekwondo satu emas satu perak.
“Diharapkan dana pembinaan dari APBD, satu rupiah pun harus bisa dipertanggungjawabkan. Tidak ada alasan untuk neko-neko,” tambahnya.
Widodo menyatakan, transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci kepercayaan antar cabang olahraga. “Kami benar-benar terbuka agar atlet bisa meraih prestasi setinggi- tingginya,” terangnya.
Ia mengakui masih ada kendala dalam pembinaan, terutama soal sarana dan prasarana untuk latihan. Meski demikian jerih payah yang tak kenal lelah saat melakukan latihan dapat berbuah prestasi yang terbaik. “Ini jadi PR kami bersama Pemkab. Butuh tahapan realisasi sarana agar atlet tidak terus berpindah tempat latihan,” pungkasnya. (Kun)