PURWOREJO, Kabupaten Purworejo memiliki tingkat risiko tinggi terhadap bahaya bencana banjir dan longsor. Hal itu karena secara geografis Purwu memiliki variasi kontur wilayah berupa dataran rendah, pegunungan, perbukitan dan pantai. Bahkan akhir pekan lalu, bencana tanah longsor sudah terjadi. Untuk itu
Apel Siaga Bencana Banjir dan Tanah Longsor Kabupaten Purworejo digelar pada Selasa (11/10).
Sedikitnya 300 personil yang berasal dari unsur TNI, Polri, Brimob, BPBD, Dinas Kesehatan, Satpol PP Damkar, PMI dan organisasi relawan kebencanaan mengikuti apel yang dilakukan di depan Kantor Bupati Purworejo tersebut.
Apel dipimpin oleh Bupati Agus Bastian, dihadiri Sekda Drs Said Romadhon, Kasdim 0708 Purworejo Mayor Inf Rokhyani, Wakapolres Purworejo Kompol Aldino Agus Anggoro, serta pejabat OPD terkait.
Bupati mengemukakan, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia yang dirilis Tahun 2021, Kabupaten Purworejo memiliki risiko tinggi terhadap bencana dan berada di urutan empat se-Jawa Tengah, serta urutan 115 se- Indonesia.

“Hal tersebut harus menjadi perhatian para pengambil kebijakan di bidang penanggulangan bencana untuk melaksanakan perencanaan dalam rangka pengurangan risiko bencana,” tegasnya.
Bupati menambahkan, BMKG telah menyampaikan prakiraan musim penghujan 2022. Untuk zona cuaca Jawa Tengah diperkirakan maju pada dasarian (sepuluh hari) ketiga bulan September 2022. “Bila dikorelasikan dengan realitas empirik, memang dalam beberapa hari terakhir ini, intensitas hujan cenderung mengalami peningkatan,” imbuhnya.
Dijelaskannya bahwa kesiagaan personel dan pengecekan peralatan harus dilakukan, sehingga saat terjadi bencana, semua komponen sudah siap. Tidak hanya petugas, tetapi juga peralatan pendukung dengan pengoptimalkan potensi yang ada.
“Untuk itulah apel ini digelar, yakni memantapkan sinergitas semua pihak yang diharapkan dapat digunakan dan diimplementasikan untuk mempercepat penanganan tanggap darurat bencana,” katanya.
Bupati menambahkan, salah satu unsur penting adalah dunia usaha swasta terutama korporasi untuk ikut ambil bagian dalam penanganan bencana terutama pengerahan alat-alat berat.
“Kita berharap tidak terjadi bencana alam di Kabupaten Purworejo, namun apabila bencana itu terjadi, kita sudah memiliki kesiapan yang memadai untuk menghadapinya,” tandasnya. (Adv)