PURWOREJO, Purworejo patut berbangga memiliki pelatih menembak kaliber internasional seperti Sertu Aman Widayana. Namanya beberapa kali mengharumkan Indonesia lewat prestasinya yang berhasil menjadi jawara pada kejuaraan menembak militer tingkat internasional.
Aman yang kini bertugas di satuan Kodim 0708 Purworejo itu tercatat berhasil meraih sembilan medali emas pada event internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) di Australia tahun 2011 dan 2012.
Tercatat beberapa negara elit turut menjadi peserta AASAM tersebut. Diantaranya Amerika, Inggris, Prancis, Jepang, dan Australia. Selain itu juga negara lain yakni Thailand, Philipina, Malaysia, Brunei Darussalam, New Zealand, dan Timor Leste.
Pria kelahiran Madiun pada 4 Mei 1981 itu juga berhasil meraup lima medali emas, satu perak, dan dua perunggu pada kejuaraan ASEAN Armies Rifel Meet (AARM) tiga tahun berturut-turut yakni tahun 2010 hingga 2012. AARM diikuti oleh 11 negara-negara ASEAN.
Tak hanya itu, Arman juga berhasil membawa pulang satu medali emas dan satu perak pada ajang International Shooting Competition Championship (ISCC) di Lebanon tahun 2014. Pesertanya dari negara India, Prancis, Italia, Belgia, Spanyol, Malaysia, Jerman, Finlandia, dan Korsel.
Selain itu tak terhitung pula puluhan medali emas, perak, dan perunggu yang diraih Aman pada kejuaraan menembak tingkat nasional. Maka tak heran bila Aman yang kini tinggal di Krendetan RT 03/04 Kecamatan Bagelen itu berhasil mengundang decak kagum peserta manca negara khususnya dari negara elit seperti Australia dan Amerika.
“Mereka salut dengan Indonesia yang mampu menjadi juara umum berkali-kali dan mengalahkan petembak dari negara lain. Padahal hanya dengan menggunakan senjata Pindad yang merupakan produksi dalam negeri,” papar Aman kepada Purworejo Sport, Selasa (17/5).
Bagi Aman, pengalaman paling menyenangkan yakni ketika bisa mengibarkan bendera Merah Putih sebagai bentuk kemenangan pada suatu kejuaraan di negara lain. “Ada rasa haru yang sangat mendalam pada momen seperti itu,” kenang Aman.
Meski begitu, sebagai atlet olah raga out door, dirinya tidak bisa memungkiri, faktor cuaca juga berpengaruh terhadap mood saat berlomba.
“Hal yang tidak menyenangkan pada saat lomba yakni ketika kita terkendala alat dan cuaca yang kurang mendukung. Akibatnya kita tidak maksimal dalam perlombaan,” ujar Aman.
Pria yang juga memiliki hobi camping itu sebelumnya pernah menempuh Sekolah Pelayaran Menengah tahun 1999, lalu mendaftar di Secata tahun 2002, kemudian mengikuti Diktukba tahun 2016.
Karir militernya dimulai saat menjadi anggota kesatuan Brigif 1/Jaya Sakti. Selanjutnya di kesatuan Yonmek 201/Jaya Yudha sebelum akhirnya mengabdikan diri di kesatuan Kodim 0708 sampai sekarang.
Di dunia militer, saat ini Aman tercatat sebagai pelatih menembak yang handal di Kodam 4 Diponegoro. Adapun untuk sipil, Aman menjadi pelatih menembak pada cabor modern pentathlon untuk sembilan atlet Purworejo.
Di bawah gemblengan Aman yang telah memiliki segudang pengalaman berlomba dan ilmu yang mumpuni, atlet modern pentathlon Purworejo diproyeksikan bisa menjadi wakil Jawa Tengah dalam ajang Asian Games di Tiongkok mendatang.
Aman bertekad untuk membawa atlet Purworejo bisa mengharumkan nama bangsa seperti saat dirinya mampu mengibarkan Merah Putih di negara lain melalui prestasi senyapnya. (Yud)