39 Tim SMP dan SMA Ikuti Purworejo Basketball Leaque 2K23

PURWOREJO, purworejosport.com, Purworejo Basketball Leaque (PBL) kembali bergulir. Ajang pertandingan prestisius basket tingkat SMP dan SMA tahun ini diikuti 39 tim dan digelar selama 10 hari, mulai 20 hingga 30 September di Lapangan CPM Kodim 0708.

Ditemui Purworejo Sport usai pertandingan semifinal SMP pada Rabu (27/9) petang, Ketua Panitia Andi Firmansyah merinci 39 tim peserta PBL 2K23. Terdiri atas sembilan tim SMA putra, 11 tim SMA putri, 11 tim SMP putra, dan delapan tim SMP putri.

Jumlah peserta tersebut, kata Andi, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang diikuti 43 tim. Beberapa sekolah yang tahun ini absen diantaranya SMA Bruderan putra dan putri serta SMP Pius. “Sebelum pandemi malah pesertanya di atas 50 tim,” ungkapnya.

Andi mengatakan bahwa PBL merupakan agenda tahunan Perbasi Kabupaten Purworejo. “Tujuannya ya untuk menjadikan basket sebagai olah raga yang diminati pelajar dan masyarakat umum. Juga supaya menjadi olah raga yang prestisius dan jadi branding di Purworejo,” jelasnya.

Ketua panitia PBL Andi Firmansyah

Selain itu menurutnya, PBL juga sebagai ajang tolok ukur prestasi atlet untuk rekrutmen pemain. Mereka nantinya akan ikut TC Popda yang akan dimulai bulan Oktober.


Ditambahkannya, kalau branding image bagus maka pembibitan atlet akan berjalan dengan sendirinya. Menurut Andi yang juga seorang pelatih basket itu, di Purworejo sudah banyak anak SD dan bahkan TK yang ikut klub basket.

Terkait dengan hadiah yang akan diterima para juara, Andi menyebutkan bahwa panitia menyediakan piala bergilir serta uang pembinaan. Mengingat keterbatasan waktu dan tempat, pertandingan dibagi menjadi dua sesi. Sesi sore untuk pertandingan SMP, adapun malam hari untuk tingkat SMA.

“Babak final akan digelar Sabtu (30/9) sore dan malam, sekaligus penyerahan hadiah untuk para juara,” imbuh Andi. Mengingat antusiame penonton di setiap pertandingan terutama saat memasuki babak semifinal dan final, Andi berharap Pemda dapat segera merealisasikan adanya GOR indoor basket yang representatif.

“Kalau babak final, kasihan penonton di bagian belakang yang gak bisa lihat pertandingan karena ketutupan penonton yang di depan. Belum lagi kalau tiba-tiba hujan, bisa dibayangkan bagaimana,” tandasnya. (Yud)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *