NGOMBOL, purworejosport.com, Turnamen Bola Voli Cakrakusuma Cup 1 yang berlangsung di Desa Cokroyasan, Kecamatan Ngombol, membawa magnet tersendiri bagi warga Purworejo yang gemar menonton olah raga enam pemain itu. Terlebih setelah dua tahun terkungkung pandemi Covid-19, turnamen boli tersebut seperti menjadi oase dan hiburan bagi masyarakat.
Turnamen Cokrokusuma Cup I yang berlangsung mulai tanggal 1 Maret hingga babak final pada tanggal 20 April malam mampu menyedot ratusan penonton pada setiap gelaran pertandingan di lapangan voli yang dibuat secara khusus oleh panitia tersebut.
Ya, meski berada di arena terbuka, lapangan menggunakan ukuran standar nasional serta didukung lighting yang sangat memadai. Demikian pula dengan SDM yakni wasit dan lines man yang berlisensi nasional.
Pada Rabu (20/4) malam, ratusan penonton yang datang dari berbagai wilayah di Purworejo dan sekitarnya memadati seputaran lapangan. Mereka rela duduk di tempat seadanya yang disediakan untuk menyaksikan turnamen bergengsi tingkat kabupaten itu.
Camat Ngombol Nurfiana S.STP, MM serta jajaran forkopincam pun turut hadir pada acara yang dimulai pukul 22.00 hingga dini hari tersebut. Selain babak final putra antara tim Wiromartan vs Family Bakery, penonton juga disuguhkan perebutan Juara 3 dan 4 Putri antara SMK 4 vs Aneo Bener.
Wakil Ketua Panitia Pratama Adi Kusuma (23) kepada Purworejo Sport menyebutkan, Cakrakusuma Cup 1 sejatinya digelar pada tahun 2020 lalu. “Sayangnya, tiga hari menjelang pelaksanaan, pandemi Covid-19 keburu melanda,” kata Adi.
Padahal persiapan sudah 100%. “Semua modal yang kami investasikan otomatis tidak bisa kembali. Sampai akhirnya kami baru bisa mengadakan sekarang atau dua tahun kemudian,” lanjut Adi.
Adi menyebutkan, modal yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan turnamen mencapai Rp 80 juta. Dananya, katanya, diperoleh dari iuran saham warga desa yang hobi voli dan ingin mengadakan turnamen. “Jadi bukan berasal dari dana desa,” tegas Adi.
Untuk tiket, imbuhnya, panitia mematok harga Rp 5 ribu untuk warga Desa Cokroyasan, Rp 10 ribu untuk umum atau reguler, serta Rp 25 ribu untuk kelas VIP.
Harga tiket, sudah termasuk tarif parkir, masker, serta kupon door prize. Panitia, kata Adi, menyediakan puluhan door prize dengan hadiah utama berupa mesin cuci. Lainnya ada majic com, kipas angin, dan puluhan hadiah hiburan lainnya.
Tak main-main, dalam turnamen tersebut panitia juga menghadirkan wasit serta pemain nasional. “Semuanya kami kemas secara profesional agar penonton puas,” lanjut Adi. Termasuk aturan untuk pemain yakni maksimal tiga pemain lokal dan tiga pemain luar.
Even kali ini diikuti 54 tim putra dan delapan tim putri. Total hadiah yang diperebutkan senilai Rp 25 juta. Rinciannya, juara 1 mendapat Rp 10 juta, juara 2 Rp 7 juta, juara 3 Rp 5 juta, juara 4 Rp 3 juta. Lainnya untuk piala dan sertifikat.
Adi mengaku, ia berani menggelar even yang banyak mendatangkan penonton tersebut karena di Kecamatan Ngombol banyak penggemar voli. Demikian juga dengan penonton dari kecamatan lain yakni Grabag dan Purwodadi.
“Klub voli di Purworejo pun banyak. Jadi kami memfasilitasi mereka untuk berkompetisi serta meningkatkan prestasi,” lanjutnya. Upayanya tersebut didukung oleh Ketua Umum PBVSI Kabupaten Purworejo, Pramana.
Pramana mengharapkan turnamen tersebut dapat menghasilkan kembali bibit pemain nasional. Demikian pula dengan Camat Ngombol Nurfiana yang mengapresiasi turnamen di Desa Cokroyasan itu.
Hal itu tidaklah berlebihan, mengingat pada turnamen akbar untuk level kabupaten itu bertaburan pemain nasional dari Proliga termasuk voli pantai serta atlet PON Papua. Juga wasit dan lines man yang berlisensi PBVSI nasional.
Saat pertandingan berlangsung pun, Cecep sang komentator profesional dengan narasi yang atraktif mampu membuat penonton terhibur melalui pantun jenaka yang diraciknya.
“Anak kambing makan pepaya. Mama glowing papa sengsara,” komentarnya yang disambut gelak tawa penonton. Atau, “Beli mes di Kaligesing. Yogi isone nyemes ora iso passing.”
Turnamen Cokrokusuma di Desa Cokroyasan itu juga menghasilkan pundi-pundi rupiah yang melimpah bagi para pegadang, terutama yang berada di dalam area.
Seperti dituturkan Sugianti (35). Warga asli Desa Cokroyasan itu mengaku, dalam semalam dirinya mampu meraih omset hingga jutaan rupiah. Ditemani sepupunya, Sugi menjual aneka minuman, kacang goreng, kacang rebus dan gorengan.
Para pedagang tersebut, menurut Adi, merupakan penduduk asli Desa Cokroyasan. Demikian pula dengan semua panitia yang terlibat, mereka bahu membahu supaya acara berjalan sukses.
Hal itu supaya selaras dengan nama turnamen yakni Cakrakusuma. Nama tersebut menurut Adi, diambil dari singkatan Cakra yang merupakan singkatan nama Desa Cakrayasan. Adapun kusuma artinya bunga bangsa.
“Kami berharap agar turnamen ini dapat membawa nama harum desa. Selain itu juga sebagai ajang kompetisi bergengsi untuk atlet voli profesional dari Purworejo,” kata Adi.
Ia pun berencana Cokrokusuma Cup menjadi agenda tahunan. “Semoga Covid sudah tidak ada, jadi nantinya selain sebagai ajang adu bakat juga menjadi hiburan bagi masyarakat Purworejo penggemar voli,” pungkas Adi yang tinggal di RT 1/1 Desa Cokroyasan. (Yud)