Kaliwungu, Satu-satunya Desa di Purworejo yang Kembangkan Sport Tourism Paralayang

BRUNO, Paralayang menjadi daya tarik yang kini dikembangkan oleh Desa Kaliwungu Kecamatan Bruno menjadi sport tourism. Disamping sebagai olah raga, paralayang juga menggabungkan unsur wisata yang menarik minat warga masyarakat untuk berkunjung ke Desa yang memiliki obyek wisata Curug Muncar sebagai take off area paralayang.

Tak hanya itu, di Kaliwungu kini juga terdapat atlet lokal paralayang yang merupakan warga desa tersebut. Salah satunya yakni Irawanto (40) yang tak lain adalah Kades Kaliwungu.

Ditemui Purworejo Sport pada Jumat (3/11) di sela sebuah acara di Desa Cepedak, Bruno, Irawanto menuturkan, paralayang mulai dikenalkan kepada para masyarakat Kaliwungu pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19 tengah mendera.

“Waktu itu ada atlet paralayang nasional yakni Mas Hendy yang kebetulan latihan di tempat kami. Lalu kami tertarik dan akhirnya ada lima atlet lokal yang berasal dari Bruno,” ucap Irawanto. Hendy merupakan atlet paralayang sekaligus anggita TNI AU yang berasal dari Desa Wonoroto Purworejo.

Kades Kaliwungu, Irawanto

Dari lima atlet lokal tersebut, dua diantaranya sudah memiliki lisensi pilot paralayang. Yaitu Ahmad Rifai (35) dan Fahrudin (48). Adapun tiga lainnya sudah memegang lisensi terbang.

Irawanto menambahkan, dukungan warga desa untuk pengembangan sport tourism begitu tinggi. Dana desa pun digunakan untuk pengembangan sport tourism dengan memaksimalkan potensi wisata Curug Muncar. Hal itu karena take off paralayang dilakukan dari bukit yang bersebelahan dengan Curug Muncar, sekitar 100 meter jaraknya.

Ia mengemukakan, para atlet pemula melakukan latihan dua minggu berturut-turut di Parangtritis Yogya dan bukit Wonogiri. Saat ini pun peminatnya sudah banyak, termasuk mereka yang ingin melakukan terbang tandem. Cukup hanya dengan membayar Rp 500.000 sekali terbang.

Bagi Irawanto, sport tourism ini dapat menjadi wahana rekreasi baru bagi wisatawan serta menjadi pendapatan desa. Hak itu diharapkan dapat meningkatkan SDM serta ekonomi warga.

Adanya sport tourism di Desa Kaliwungu Kecamatan Bruno mendapatkan apresiasi dari Kabid Pemasaran Pariwisata, Sumber Daya Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Endah Hanarosanti. Menurutnya,
Dinporapar mendukung kegiatan pokdarwis di Desa Kaliwungu untuk mengembangkan sport tourism khususnya paralayang.

Paralayang yang juga bisa tandem

“Memang di area Kedu Selatan ini belum ada yang mengembangkan potensi tersebut. Jadi ketika paralayang di Kaliwungu Bruno ini bisa berkembang dengan baik tentu akan menjadi potensi wisata unik di Purworejo,meskipun sport tourism jenin paralayang adalah wisata minat khusus,” ujar Endah.

Dirinya berpesan, selain mempersiapkan untuk kegiatan paralayangnya, mulai dari sarpras dan SDM tersertifikasi dan terlatih di bidang paralayang, pokdarwis Kaliwungu juga harus segera berbenah mempersiapkan diri untuk amenitasnya.

Mulai dari menyiapkan homestay dan sarana pendukung lain yg bisa digunakan oleh pelaku paralayang agar menghabiskan waktu lebih lama di Kaliwungu. Juga tentu menghabiskan uang lebih banyak untuk produk UMKM Kaliwungu dan sekitarnya.

Endah berharap, melalui pengembangan sport tourism paralayang di Desa Kaliwungu Kecamatan Bruno ini dapat menjadi daya ungkit untuk berkembangnya sektor lain. “Tujuan utamanya tentu kesejahteraan masyarakat sekitar,” pungkasnya. (Yud)

Loading

One thought on “Kaliwungu, Satu-satunya Desa di Purworejo yang Kembangkan Sport Tourism Paralayang

  1. Curug muncar perlu ditata ulang sebagai wahana wisata agar lebih menarik pemdes juga harus bisa menggandeng pemodal agar bisa diciptakan wisata alam yang nyaman menarik dan aman bagi pengunjung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *